Nama : Nasyiah Fikriyanti
Kelas : 1KA27
NPM : 10120838
PEMUDA
DAN SOSIALISASI
v Internalisasi
Belajar dan Spesialisasi
Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis,
bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang
stabil serta merupakan generasi yang diharapkan terhadap bangsa dan negaranya
untuk meneruskan generasi sebelumnya. Tapi terkkadang pemuda zaman sekarang
tidak menyadari bahwa didiri mereka terbebani menjadi pengganti generasi
sebelumnya.
PENGERTIAN SOSIALISASI
Sosialisasi adalah suatu proses yang mempelajari
tentang norma – norma masyarakat yang akan membentuk kepribadiannya
dilingkungan masyarakat, dan dapat berfungsi sebagai peranan di kelompok
individu.
INTERNALISASI, BELAJAR, DAN
SOSIALISASI
Ketiga kata atau istilah tersebut pada dasarnya
memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui
interaksi sosial. istilah internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma
individu yang menginternasilasikan norma-norma tersebut. Istilah belajar
ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang
telah dimiliki oleh seorang individu. istilah spesialisasi ditekankan pada
kekhususan yagn telah dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui
proses yang agak panjang dan lama.
PROSES SOSIALISASI
Ada 2 teori proses sosialisasi yang paling umum
digunakan, yaitu teori Charles H. Cooley dan teori George Herbert Mead.
Teori Charles H. Cooley lebih menekankan pada peran
interaksi antar manusia yang akan menghasilkan konsep diri (self concept).
Proses pembentukan konsep diri ini yang kemudian disebut Cooley sebagai
looking-glass self terbagi menjadi tiga tahapan sebagai berikut.
” Seorang anak membayangkan bagaimana dia di mata
orang lain.”
Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling
hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi dan sering
menang diberbagai.
“Seorang anak membayangkan bagaimana orang lain
menilainya.”
Dengan perasaan bahwa dirinya hebat, anak membayangkan
pandangan orang lain terhadap dirinya. Ia merasa orang lain selalu memujinya,
selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini muncul akibat perlakuan orang
lain terhadap dirinya. Misalnya, orang tua selalu memamerkan kepandaiannya.
“Apa yang dirasakan anak akibat penilaian tersebut”
Penilaian yang positif pada diri seorang anak akan
menimbulkan konsep diri yang positif pula.Semua tahap di atas berkaitan dengan
teori labeling, yaitu bahwa seseorang akan berusaha memainkan peran sosial
sesuai dengan penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak di beri label
“nakal”, maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai “anak nakal”
sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, meskipun penilaian itu belum tentu
benar.
PERANAN SOSIAL MAHASISWA
DAN PEMUDA DI MASYARAKAT
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat,
kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa
mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang
menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan
mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para
generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik
mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja
dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak
diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim
hujan” arena billyard, playstation, atau karena hiburan ketangkasan lainnya,
hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma
karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih
banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi
waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai
konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang
berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA
yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran
besar bagi bangsa Indonesia.
v Pemuda
dan Identitas
POLA
DASAR PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA
Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri
Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya
agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam poenanganannya
benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat
terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang
dimaiksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
disusun berlandaskan:
• Landasan Idiil : Pancasila
• Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945
• Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
• Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
• Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda
ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasan dan keutuhan antara
ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
• Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
• Orientasi dalam dirinya sendiri.
• Orientasi ke luar hidup di lingkungan.
2 PENGERTIAN POKOK PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN GENERASI MUDA
Pengertian pokok pembinaan dan pengembangan Generasi
Muda ada dua yaitu :
1. Generasi Muda sebagai Subyek
Generasi Muda subyek adalah mereka yang telah dibekali
ilmu dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi bangsa, dalam rangka kehidupan berbangsa
bernegara serta pembangunan nasional.
2.
Generasi Muda sebagai Obyek
Generasi Muda Obyek adalah mereka yang masih
memerlukan bimbingan yang mengarah kan kepada pertumbuhan potensi menuju ke
tingkat yang maksimal dan belum dapat mandiri secara fungsional di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
MASALAH MASALAH GENERASI MUDA
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada
saat ini antara lain:
• Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan
nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
• Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda
terhadap masa depannya.
• Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan
fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal.
Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan
hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
• Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta
tingginya tingkat pengangguran /setengah pengangguran di kalangan generasi muda
dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat
kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan
berbagai problem sosial lainnya.
• Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi
perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal
tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang
gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan
rendah.
• Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama
di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
• Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi
perkawinan dan kehidupan keluarga.
• Meningkatnya kenakalan remaja termasuk
penyalahgunaan narkotika.
• Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut
generasi muda.
Dan ada juga masalah lain yaitu:
• Kebutuhan Akan Figur Teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai
luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar
nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
• Sikap Apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak
sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya.
Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di
masyarakatnya.
• Kecemasan dan Kurangnya Harga Diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan
remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk
“pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan
lainnya).
• Ketidakmampuan untuk Terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu
dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara
emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di
masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
• Perasaan Tidak Berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena
teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern.
Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita
untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2
masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan
segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
• Pemujaan Akan Pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda
dengan minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya
mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan
yang keliru tentang pengalaman.
POTENSI-POTENSI GENERASI MUDA
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda dan
perlu dikembangkan adalah:
• Dinamika dan kreativitas
• Keberanian mengambil resiko
• Optimis dan semangat
• Sikap kemandirian, disiplin, peduli dan bertanggung
jawab
• Keanekaragaman dan nasionalisme
• Sikap kesatria
• Kemampuan penguasaan ilmu tekhnologi
• Idealisme dan daya kritis
TUJUAN POKOK SOSIALISASI
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan
(keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif
dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Individu harus mampu mengintropeksi dirinya sendiri
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau
tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan
pada masyarakat umum.
v Perguruan
dan Pendidikan
MENGEMBANGKAN POTENSI GENERASI MUDA
Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber
bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan
perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi
mereka.
Berikut adalah beberapa cara mengembangkan potensi
generasi muda :
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan
(keterampilam) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif
dan mengembangkan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organic yang di pelajari
melalui Latihan-latihan mawas diri yang tepat
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau
tata nilai dan kepercayaan pokok pada Lembaga atau kelompom khususnya dan pada
masyarakat umumnya.
PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN PERGURUAN TINGGI
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan
penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut
mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Menurut
jenisnya, perguruan tinggi dibagi menjadi 2 :
1. Perguruan Tinggi Negeri (PTN) : adalah perguruan
tinggi yang pengelolahan dan regulasinya dilakukan oleh negara.
2. Perguruan Tinggi Swasta (PTS) : adalah perguruan
tinggi yang pengelolahan dan regulaisnya dilakukan oleh swasta.
ALASAN UNTUK BERKESEMPATAN MENGENYAM PENDIDIKAN TINGGI
1. Sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakat, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.
2. Sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapat proses sosialisasi terpanjang secara berencana, dibanding dengan generasi muda lainnya.
3. Mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya.
4. Mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda, umunya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan serta keterampilan beroganisasi yang lebih baik dibandingkan dengan generasi muda lainnya.
Sumber :
https://ciptadestiara.wordpress.com/category/internalisasi-belajar-dan-sosialisasi/
http://fajarhariawan.blogspot.com/2016/11/6-jelaskan-pola-dasar-pembinaan-dan.html
http://bayoscreamo.blogspot.com/2011/10/mengembangan-potensi-generasi-muda.html
http://ekal270995.blogspot.com/2014/11/mengembangkan-potensi-generasi-muda.html
http://fajarhariawan.blogspot.com/2016/11/1-jelaskan-pengertian-pemuda.html
Komentar
Posting Komentar