Langsung ke konten utama

TUGAS 8_ILMU SOSIAL DASAR

 

Nama : Nasyiah Fikriyanti

Kelas : 1KA27

NPM : 10120838



PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT

Perbedaan Kepentingan

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya.[1] Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dan kebutuhan sosial atau psikologis. Oleh karena itu individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan kepentingan itu antara lain :

·       Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.

·       Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.

·       Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.

·       Kepentingan individu untuk memperoleh potensi dan posisi.

·       Kepentingan individu untuk membutuhkan orang lain.

·       Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya.

·       Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.

·       Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.[2]

·       Permasalahan utama yang jelas tampak dalam tinjauan konflik ini adalah adanya jarak yang terlalu besar antara harapan (Tujuan Sosial) dengan kenyataan pelaksanaan dan hasilnya. Disinilah tercermin adanya perbedaan kepentingan dalam kerangka tinjauan politik.

Prasangka, Diskriminasi dan Ethnosentrisme

Ø  Prasangka dan Diskriminasi

Prasangka dan Diskriminasi adalah dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat.[3] Perbedaan terpokok antara prasangka dan diskriminasi adalah bahwa prasangka menunjukkan pada aspek sikap, sedangkan diskriminasi pada tindakan. Dengan demikian diskriminasi merupakan tindakan yang realistis, sedangkan prasangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.

Sebab-Sebab Terjadinya Prasangka dan Diskriminasi

-       Dilatarbelakangi Oleh Perkembangan Sosiokultural dan Situasional

Suatu prasangka muncul dan berkembang dari suatu individu terhadap individu lain, atau terhadap kelompok sosial tertentu manakala terjadi penurunan status atau terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh pimpinan perusahaan terhadap karyawannya.

-       Bersumber dari Faktor Kepribadian

Para ahli beranggapan bahwa prasangka lebih dominan disebabkan oleh kepribadian orang-orang tertentu. Tipe authoritarian personality adalah sebagai ciri-ciri kepribadian seseorang yang penuh prasangka.

-       Berlatar Belakang dari Perbedaan Keyakinan, Kepercayaan dan Agama

Dalam hal ini bisa ditambah lagi dengan perbedaan pandangan politik, ekonomi dan ideologi. Prasangka yang berakar dari hal-hal tersebut dapat dikatakan sebagai prasangka yang bersifat universal.

-       Usaha Mengurangi / Menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi

-       Perbaikan kondisi Sosial Ekonomi

-       Perluasan kesempatan belajar

-       Sikap terbuka dan sikap lapang

Ø  Ethnosentrisme

Ethnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai sesuatu yang prima, terbaik dan digunakan tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan budaya lain.

Pertentangan-Pertentangan Sosial/Ketegangan Dalam Masyarakat

Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang bisa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar dan perang. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu sampai pada lingkup yang lebih luas yaitu masyarakat. Para penulis seperti Berstein, Coser, Tollet dan Ryland ; Memandang konflik sebagai sesuatu yang tidak dapat dicegah timbulnya, yang secara potensial dapat mempunyai kegunaan fungsional dan konstrukftif. Konflik mempunyai potensi untuk memberikan pengaruh yang positif maupun negatif dalam berbagai taraf interaksi manusia. Di dalam proses-proses pembuatan keputusan terletak metode-metode pengadilan konflik yang dapat digunakan terhadap semua atau setiap konflik (Wilson an Ryland, 1969).

Adapun cara-cara pemecahan konflik-konflik tersebut adalah sebagai berikut :

-       Elimination yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yang diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri.

-       Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya.

-       Majority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.

-       Minority Consent artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan Bersama

-       Compromise artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah (Half way).

-       Integration artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.[4]

Setelah perang dunia ke II selesai, sejumlah negara di Asia mendapat peluang menyatakan kemerdekaannya, seperti India, Burma, Muangthai, Malaysia dan Indonesia. Pada umumnya negara-negara tersebut dijajah oleh negara-negara barat dengan waktu yang sangat lama. Negara Indonesia sebagai bagian dari negara di Asia tenggara menghadapi beberapa masalah atau problema, setelah mencapai kemerdekaan pada tahun 1945. Pada dasarnya problema yang dihadapi oleh negara Indonesia meliputi :

Problema Pemerintahan

Seakan-akan merupakan patokan, bahwa negara modern harus menggunakan sistem pemerintahan model barat walaupun UUD 1945 memakai sistem pemerintahan dari barat sebagai modelnya, akan tetapi pernyataan kepribadian bangsa dalam segala aspek nampak jelas semangat UUD 1945 disingkirkan, sementara kelompok yang menginginkan sistem liberalisme mencapai kemenangan tetapi pada juli 1959 dengan dekrit presiden, UUD 1945 diberlakukan kembali.

Problema Ideologi Bangsa

Sebagai alternatif Indonesia lebih menekankan pencarian ideologi bangsa pada akar budaya bangsa. Pancasila yang digali dari kebudayaan sendiri dapat diterima sebagai idelologi bangsa.

Problema Kedaerahan dan Minoritas

Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dan berpuluh-puluh suku bangsa. Merupakan masalah tersendiri dalam alam kemerdekaan. Minoritas di Indonesia yaitu suku asing keturunan cina, arab dan eropa ternyata merupakan masalah, terutama dalam kehidupan ekonomi dan sosial.

Golongan-Golongan Yang Berbeda dan Integrasi Nasional

Masyarakat Majemuk dan Nasion Indonesia

Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat negara yang terdiri dari beberapa suku bangsa/golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan nasional, yaitu berwujud negara indonesia.

Integrasi

Penduduk Indonesia yang menempati wilayah yang luas ini bukan hanya terikat oleh satu sistem kebudayaan, tetapi banyak sistem kebudayaan. Berikut adalah sistem yang berlaku di Indonesia :

-       Sistem Kebudayaan Daerah

-       Sistem Kebudayaan Agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha

-       Sistem Kebudayaan Nasional

-       Sistem Kebudayaan Asing seperti Cina, Arab dan Eropa

Keempat sistem diatas merupakan unsur dari kebudayaan nasional. Karena itu harus memperjelas dalam hubungan antara :

Kebudayaan atau Kekuatan nasional dengan kebudayaan suku-suku bangsa/daerah

Kebudayaan suku-suku bangsa/daerah dengan kebudayaan suku-suku bangsa/daerah lain

Variabel-variabel lain yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi yaitu :

-       Klaim/Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya

-       Isu asli tidak asli

-       Isu agama

-       Prasangka dan Ethnosentrisme

-       Integrasi Sosial

Integrasi sosial (integrasi masyarakat) dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya konsesus nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi.

Integrasi Nasional

Integrasi Nasional adalah merupakan masalah yang dialami oleh semua negara atau nation yang ada di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya.

Beberapa Permasalahan Integrasi Nasional

·       Permasalahan utama yang dihadapi dalam integrasi nasional ini adalah adanya cara pandang yang berbeda tentang pola laku duniawi dan cara untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain masalah integrasi nasional ini pada prinsipnya bersumber pada perbedaan ideologi.

·       Permasalahan yang kedua yaitu permasalahan yang ditimbulkan oleh kondisi masyarakat majemuk, yang terdiri dari berbagai kelompok etnis lain diantara penduduk pribumi maupun keturunan asing. Menurut Harsya Bachtiar, kelompok etnis atau suku-suku bangsa yang ada di daerah  merupakan nation-nation pribumi yang telah terbentuk lama sebelum nation Indonesia diproklamasikan. Mereka memilih ciri-ciri sendiri yang merupakan ciri-ciri suatu nation.

·       Permasalahan ketiga adalah masalah teritorial daerah yang sering kali berjarak cukup jauh. Lebih-lebih Indonesia yang berbentuk negara kepulauan dan merupakan arus lalu lintas dua benua dan dua samudera. Kondisi ini akan lebih mempererat rasa solidaritas kelompok etnis tertentu.

·       Permasalahan keempat ditinjau dari kehidupan dan pertumbuhan partai politik. Permasalahan politik di Indonesia berpengaruh pula dalam mencapai integrasi nasional. Charles Lear’s Taylor dan Michael C. Hudson mencatat beberapa indikator pertentangan politik di Indonesia yaitu terjadinya demonstrasi, kerusuhan, meningkatnya angka kematian akibat kekerasan politik, pemindahan kekuasaan eksekutif yang bersifat reguler.

Upaya Pendekatan

Di samping perbedaan golongan itu sendiri mempunyai potensi untuk menuju ke arah integrasi dengan sistem silang menyilang. Usaha-usaha yang dilaksanakan untuk memperkecil dan menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu antara lain :

-       Menggali kebudayaan daerah untuk dijadikan kebudayaan nasional dan membina penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

-       Melalui jalur-jalur formal seperti pendidikan perundang-undangan yang berlaku bagi seluruh warga negara dan pendidikan formal lainnya.

Integrasi Nasional dalam Perspektif

Disamping itu berpedoman pada teori Walter T. Martin yang telah dikemukakan terdahulu bahwa perbedaan golongan mempunyai dua kemungkinan yang sama besar untuk menjadi konflik (disintegrasi) atau integrasi, maka kemungkinan integrasi nasional menjadi masalah, sama besar dengan tercapainya integrasi.

Namun demikian integrasi nasional sebagai salah satu cita-cita nasional maupun cita-cita negara akan dapat terwujud atau paling tidak menekan kemungkinan permasalahan potensi masyarakat untuk mendukung agar berintegrasi sendiri secara alamiah dengan sistem Cross cutting affiliation.

SUMBER : 

https://pendidikankita17.wordpress.com/pertentangan-pertentangan-sosial-dan-integrasi-masyarakat/

https://www.kompasiana.com/liadian_safitri/5510bf5b8133118e33bc7233/pertentangan-sosial-dan-integrasi-masyarakat

http://flagonchristofel.blogspot.com/2015/01/golongan-golongan-yang-berbeda-dan.html

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JENIS METRIK PADA PERANGKAT LUNAK

  Metrik perangkat lunak adalah satuan pengukuran untuk perangkat lunak yang digunakan untuk mengukur karakteristik perangkat lunak yang dapat diukur atau dihitung. Jenis metrik pada perangkat lunak diantaranya adalah sebagai berikut: Metrik untuk Model Analisis Metrik untuk Model Desain Metrik untuk Program ( Source Code ) Metrik untuk Pengujian Metrik untuk Pemulihan Namun untuk pembahasan kali ini, kita akan membahas 2 jenis saja yaitu, metrik untuk model desain dan metrik untuk pengujian. METRIK UNTUK DESAIN Metrik untuk desain perangkat lunak fokus pada aspek desain, seperti modularitas, konsistensi, dan keterbacaan kode. Fungsi dan kegunaannya meliputi pengukuran kualitas desain perangkat lunak, memastikan bahwa perangkat lunak dapat dikembangkan dan dipertahankan dengan efisien. Dalam menggunakan metrik untuk desain pada perangkat lunak, penting untuk kita memastikan bahwa metrik tersebut dapat digunakan secara efisien dan dapat menjamin keefektifan metrik tersebut. Metrik unt

HARGA SEBUAH PERCAYA - TERE LIYE

  REVIEW NOVEL HARGA SEBUAH PERCAYA Judul                  : Harga Sebuah Percaya Penulis               : Tere Liye Penerbit             :Mahaka Publishing ( Imprint Republika Penerbit) Tahun Terbit      : 2017 Tebal Buku         : 298 Halaman Kategori Cinta : Cinta Amor/Eros Sinopsis               : “Pecinta sejati tidak akan pernah menyerah sebelum kematian itu sendiri datang menjemput dirinya.” Percayalah pada kalimat bijak itu. Hanya itu yang perlu dilakukan. Sisanya, biarlah waktu yang menyelesaikan bagiannya. Maka, kau akan mendapatkan hadiah terindah atas cinta sejatimu. Percayalah! Ini adalah kisah tentang Jim, dari Kisah Sang Penandai, yang terpilih untuk mengguratkan cerita tentang berdamai dengan masa lalu. Ia harus menyelesaikan pahit-getir perjalanannya, apa pun harganya! Karena sungguh kita membutuhkan dongeng ini Review Novel Jika biasanya novel – novel indah di luar sana di awali dengan kisah yang menyenangkan maka berbeda jauh dengan no

TUGAS 10_ ILMU SOSIAL DASAR

  Nama : Nayiah Fikriyanti Kelas : 1KA27 NPM : 10120838 AGAMA DAN MASYARAKAT Ø   Fungsi Agama FUNGSI AGAMA DALAM MASYARAKAT Fungsi agama dalam masyarakat ada tiga aspek penting yang selalu dipelajari, yaitu kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian. Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai, bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sakral, maka normanya pun dikukuhkan dengan sanksi-sanksi sakral. Dalam setiap masyarakat sanksi sakral mempunyai kekuatan memaksa istimewa, karena ganjaran dan hukumannya bersifat duniawi dan supramanusiawi dan ukhrowi. ·        Fungsi agama di bidang sosial adalah fungsi penentu , di mana agama menciptakan suatu    ikatan bersama, baik di antara anggota-anggota beberapa mayarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. ·        Fungsi agama sebagai sosialisasi individu ialah individu , pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan umum untuk (mengarahkan