Nama : Nasyiah Fikriyanti
Kelas : 1KA27
NMP : 10120838
MASYARAKAT
PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Ø Masyarakat Perkotaan, Aspek-Aspek Positif dan Negatif
PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat
(sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk
sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Masyarakat dalam arti luas merupakan keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Masyarakat dalam arti sempit yaitu sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu misalnya teritorial, bangsa, golongan dsb.
SYARAT-SYARAT MENJADI
MASYARAKAT
a. Harus
ada pengumpulan manusia
b. Telah
bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu
c. Adanya
aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan
dan tujuan bersama.
d. Mematuhi
aturan yang dibuat oleh negara
e. Mematuhi
hak dan kewajiban sebagai masyarakat
f. Melindungi
negara ditempat masyarakat tersebut bermukim
g. Menciptakan lingkungan yang tentram dan damai
PENGERTIAN MASYARAKAT
PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut juga sebagai urban community, pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupan seta ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
2 TIPE MASYARAKAT
Masyarakat mempunyai tipe seperti
berikut :
a. Masyarakat
kecil yang belum kompleks, yaitu masyarakat yang belum mengenal pembagian
kerja, struktur, dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajari sebagai satu
kesatuan.
b. Masyarakat yang sudah kompleks, yaitu masyarakat yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang, karena ilmu pengetahuan sudah maju, teknologi maju, dan sudah mengenal tulisan.
CIRI-CIRI MASYARAKAT KOTA
· Kehidupan
keagaamaan kurang apabila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di pedesaan
· Pada
umumnya orang kota mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
Kehidupan keluarga dikota sukar untuk disatukan karena perbedaan kepentingan,
agama, paham politik dsb.
· Pembagian
kerja dalam masyarakat kota jauh lebih tegas dan mempunyai batas-batas nyata.
· Kemungkinan
mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh.
· Jalan
pikiran yang rasional, menyebabkan interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada
kepentingan daripada faktor pribadi.
· Jalan
kehidupan yang cepat di kota menyebabkan pentingnya faktor waktu bagi warga
kota.
· Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata sebab kota lebih terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
PERBEDAAN ANTARA DESA DAN
KOTA
Dalam menentukan suatu masyarakat
sebagai kota atau desa dapat dilihat dari ciri-cirinya seperti :
a. Jumlah
kepadatan peduduk, kota memiliki penduduk yang lebih banyak daripada desa.
b. Lingkungan
hidup di pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas, lingkungan perkotaan
sebagian besar dilapisi beton dan aspal.
c. Mata
pencaharian masyarakat desa berada pada sektor ekonomi primer yaitu bidang
agraris, sedangkan kota sektor ekonomi sekunder yaitu industri, dan ekonomi
tersier yaitu bidang pelayanan jasa.
d. Corak
kehidupan sosial di desa masih homogen, sebaliknya di kota sangat heterogen
karena disana saling bertemu suku bangsa, agama, kelompok dan masing-masing
memliki kepentingan berlainan.
e. Stratifikasi
sosial di kota jauh lebih komplek dibanding desa. Misalnya mereka yang memiliki
keahlian pekerjaan yang memerlukan banyak pemikiran memiliki kedudukan dan upah
yang tinggi dibanding tenaga kasar. Hal ini berakibat perbedaan yang menyolok
antara kaya dan miskin.
f. Mobilitas
sosial di kota jauh lebih tinggi dibanding desa, baik secara vertikal yaitu
perpindahan kedudukan yang lebih tinggi atau rendah, maupun perpindahan
kedudukan yang setingkat atau horizontal.
g. Pola
interaksi pada masyarakat pedesaan adalah motif-motif sosial, dalam interaksi
sosial selalu diusahakan agar kesatuan sosial tidak terganggu, konflik atau
pertentangan sosial sebisa mungkin dihindarkan. Sebaliknya pada masyarakat
perkotaan dalam interaksi lebih
dipengaruhi oleh ekonomi daripada motif sosial. Selain itu juga motif
non sosial seperti politik, pendidikan.
h. Solidaritas
sosial di desa lebih tinggi dibanding kota
i. Sedangkan dalam hirarki sistem administrasi nasional kedudukan kota lebih tinggi daripada desa, semakin tinggi kedudukan suatu kota dalam hirarki tersebut maka kompleksitasnya semakin meningkat/ makin banyak kegiatan disana.
Ø Hubungan Antara Desa dan Kota
HUBUNGAN DESA DAN KOTA
Masyarakat
pedesaan dan perkotaan adalah dua komunitas yang saling membutuhkan. Di antara
keduanya terdapat hubungan yang erat dan bersifat ketergantungan karena keduanya
saling membutuhkan satu sama lain. Masyarakat kota bergantung pada masyarakat
desa dalam memenuhi kebutuhannya akan bahan – bahan pangan seperti beras,
sayur- mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga pekerja kasar
bagi jenis – jenis pekerjaan tertentu yang dibutuhkan untuk bekerja di kota.
Mereka ini biasanya adalah pekerja – pekerja musiman. Pada saat musim tanam,
mereka sibuk bekerja di sawah dan selagi menunggu masa panen, mereka mencari
pekerjaan lain untuk mencari tambahan penghasilan.
Sebaliknya, masyarakat kota menghasilkan barang-barang yang diperlukan juga oleh masyarakat yang berada di desa seperti pakaian, alat elektronik, obat-obatan, dan lain sebagainya. Di kota juga tersedia tenaga kerja yang siap melayani dalam bidang jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat desa, misalnya saja tenaga – tenaga di bidang medis atau kesehatan, permesinan, elektronika dan alat transportasi. Serta tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi daya pertanian, peternakan ataupun perikanan darat.
Ø Aspek Positif dan Negatif
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
a. Konflik
( Pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang
tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar
dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena
setiap hari mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara
terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak
sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat
banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah
sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga. Sedang
sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan
gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
b. Kontraversi
(pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan
(adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black
magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi
(pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
c. Kompetisi
(Persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang
mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai
saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud
persaingan itu bisa positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya
saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau output
(hasil). Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat
iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan
fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah
ketegangan dalam masyarakat.
d. Kegiatan
pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat dari para ahli. Karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras.
5 UNSUR LINGKUNGAN
PERKOTAAN
Perkembangan
kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan
politik. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya
mengandung 5 unsur yang meliputi :
a. Wisma:
unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung
terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatansosial
dalam keluarga.
b. Karya
: Unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena
unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat ; misalnya bagi
kehidupan perindustrian, perdagangan, pelabuhan, terminal,serta kegiatan kerja
lainnya.
c. Marga
: Unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan
hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya di dalam kota (hubungan
internal), serta hubugan antara kota itu dengan kota-kota atau daerah lainnya
(hubungan eksternal).
d. Suka
: Unsur ini merupakan bagian dari ruang perkantoran untuk memnuhi kebutuhan
penduduk akan fasilitas-fasilitas hiburan, rekreasi, petamanan, kebudayaan, dan
kesenian.
e. Penyempurnaan : Unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam ke empat unsur di atas, termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas umum.
FUNGI EXTERNAL KOTA
Fungsi eksternal dari kota yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalam kerangka wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik secara regional maupun nasional.
Ø Masyarakat Pedesaan
PENGERTIAN DESA
Desa
merupakan perwujudan atau kesatuan geografis, sosial, ekonomi, politik dan
kulural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara
timbale balik dengan daerah lain.
Pola keruangan desa bersifat
agraris yang sebagian atau seluruhnya terisolasi dari kota. Tempat kediaman
penduduk mencerminkan tingkat penyesuaian penduduk terhadap lingkungan alam,
seperti iklim, tanah, topografi, tata air, sumber alam, dan lain-lain. Tingkat
penyesuaian penduduk desa terjhadap lingkungan alam bergantung faktor ekonomi,
social, pendidikan dan kebudayaan.
Menurut Sutarjo
Kartohadikusuma adalah satu kesatuan
hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri
Menurut Bintarto, desa merupakan perwujudan kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan cultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
CIRI-CIRI DESA
Menurut Paul H. Landis desa adalah
penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri :
·
Mempunyai pergaulan hidup yang saling
mengenal antara ribuan jiwa
·
Ada pertalian perasaan yang sama tentang
kesukaan terhadap kebiasaan
· Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris, yang dipengaruhi oleh iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedang pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sampingan
CIRI – CIRI MASYARAKAT PEDESAAN
· Antara
warga mempunyai hubungan yang mendalam dan erat bila dibandingkan dengan
masyarakat di luar batas-batas wilayahnya
· Sistem
kehidpan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (gemeinscharft atau
paguyuban)
· Sebagian
warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian, pekerjaan yang bukan pertanian
merupakan pekerjaan part time sebagai pengisi waktu luang.
· Masyarakat
homogen seperti dalam mata pencaharian, agama, adat istiadat dsb.
· Diantara
warga desa mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan
dengan masyarakat lain di luar batas wilayahnya.
· Mata
pencahariaan utama para penduduk biasanya bertani.
· Faktor
geografis sangat berpengaruh terhadapa corak kehidupan masyarakat.
· Jarak antara tempat bekerja tidak terlalu jauh dari tempat tinggal.
MACAM-MACAM PEKERJAAN
GOTONG ROYONG
Gotong
royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama
untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Bersama-sama dengan musyawarah,
pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong
menjadi dasar Filsafat Indonesia.
Contohnya seperti :
- Membersihkan
lingkungan Bersama
- Adanya
sistem ronda untuk menjaga lingkungan
- Saling
membantu sesama warga
- Bahu membahu dalam pembangunan desa
SIFAT DAN HAKIKAT
MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat
desa yang agraris dipandang sebagai masyarakat yang tenang, hal itu terjadi
karena sifat keguyuban/ gemeinscharft sehingga oleh orang kota dianggap sebagai
tempat untuk melepaskan lelah.
Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku
tapi sangatlah ramah. Biasanya
adat dan kepercayaan masyarakat
sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak
melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat
yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
SISTEM BUDAYA PETANI
INDONESIA
Sistem nilai budaya petani Indonesia
antara lain sebagai berikut :
- Petani
Indonesia terutama di Jawa menganggap kehidupan adalah hal yang buruk dan
kesengsaraan sehingga mereka berlaku prihatin dan berusaha dan ikhtiar.
- Mereka
beranggapan bahwa orang bekerja untuk hidup dan kadang-kadang mencapai
kedudukan.
- Mereka
beorientasi pada masa sekarang, kurang mempedulikan masa depan.
- Mereka
menanggap alam tidak menakutkan, bila ada bencana hanya merupakan sesuatu yang
wajib diterima. Mereka cukup menyesuaikan diri dengan alam dan kurang usaha
untuk menguasainya.
- Untuk menghadapi alam mereka cukup dengan bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup pada hakikatnya tergantung pada sesama.
UNSUR-UNSUR DESA
Dalam pembentukan sebuah desa
terdapat 3 unsur pokok :
a. Daerah/wilayah
yang merupakan tempat tinggal dan tempat beraktivitas.
b. Penduduk
adalah terkait dengan kualitas dan kuantitas.
c. Tata kehidupan atau aturan – aturan yang berhubung langsung dengan keadan masyarakat dan adat istiadat setempat.
FUNGSI DESA
Desa sendiri memiliki banyak fungsi
diantaranya :
a. Desa
sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota).
b. Desa
merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan.
c. Desa
merupakan mitra bagi pembangunan kota.
d. Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia.
Ø Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
PERBEDAAN MASYARAKAT
PEDESAAN DAN PERKOTAAN
-
Lingkungan Umum dan Orientasi
Terhadap Alam
Masyarakat pedesaan berhubungan kuat
dengan alam, disebabkan oleh lokasi geografisnya di daerah desa. Mereka sulit
“mengontrol” kenyataan alam yang dihadapinya, padahal bagi petani realitas alam
ini sangat vital dalam menunjang kehidupannya.
-
Pekerjaan atau Mata Pencaharian
Pada umumnya mata pencaharian daerah
pedesaan adalah bertani. Mata pencaharian berdagan merupakan mata pencaharian
sekunder. Sedangkan di masyarakat kota, mata pencaharian cenderung ,menjadi
terspesialisasi, dan spesialisasi itu sendiri dapat dikembangkan.
-
Ukuran Komunitas
Komunitas pedesaan biasanya lebih
kecil dari komunitas perkotaan.
- Kepadatan
Penduduk
Penduduk desa kepadatan penduduknya
lebih rendah dibandingkan dengan kepadatan penduduk perkotaan.
- Homogenitas
dan Heterogenitas
Homogenitas atau persamaan dalam
ciri-ciri social dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan
perilaku sering nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan
masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya, penduduknya heterogen, terdiri dari
orang-orang dengan macam-macam subkultur, kesenangan, kebudayaan dan mata
pencaharian.
-
Diferensiasi Sosial
Keadaan heterogen dari penduduk kota
berindikasi pentingnya derajat yang tinggi di dalam diferensiasi social.
Kenyataan ini bertentangan dengan bagian-bagian kehidupan di masyarakat
pedesaan.
-
Pelapisan
Sosial
Ada beberapa perbedaan “pelapisan
sosial tak resmi” antara masyarakat kota dan masyarakat desa, namun di sini
saya akan memberikan satu contoh saja, yaitu pada masyarakat desa, kesenjangan
(gap) antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar, sedangkan
pada masyarakat kota jarak antara kelas eksterm yang kaya dan miskin cukup
besar.
- Mobilitas
Sosial
Mobilitas sosial berkaitan dengan
perpindahan atau pergerakkan suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya,
terjadinya peristiwa mobilitas sosial demikian disebabkan oleh penduduk kota
yang heterogen. Dengan demikian, maka mobilitas sering terjadi di perkotaan
dibandingkan dengan di pedesaan.
-
Interaksi Sosial
Tipe interaksi sosial di kota dengan
di desa perbedaannya sangat kontras, baik aspek kualitasnya maupun
kuantitasnya.
-
Pengawasan Sosial
Tekanan sosial oleh masyarakat di
pedesaan lebih kuat karena kontaknya yang bersifat pribadi dan ramah tamah
(informal). Di kota pengawasan sosial lebih bersifat formal, pribadi, kurang
“terkena” aturan yang ditegakkan.
-
Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di pedesaan
cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan
dengan kota.
-
Standar Kehidupan
Di kota, dengan konsentrasi dan
jumlah penduduk yang padat, tersedia dan ada kesanggupan untuk memenuhi
kebutuhan dan fasilitas-fasilitas yang membahagiakan kehidupan, sedangkan di
desa terkadang tidak demikian.
-
Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial atau kesatuan
dan kepaduan pada masyarakat pedesaan merupakan akibat dari sifat-sifat yang
sama, persamaan dalam pengalaman, tujuan yang sama, di mana bagian dari
masyarakat pedesaan hubungan pribadinya bersifat informal dan tidak bersifat
kontrak sosial (perjanjian).
-
Nilai dan Sistem Nilai
Nilai dan system nilai di desa dengan
di kota berbeda, dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara, dan norma yang
berlaku. Pada masyarakat pedesaan, misalnya mengenai nilai-nilai keluarga masih
berperan. Dalam hal ini masyarakat kota bertentangan atau tidak sepenuhnya sama
dengan sistem nilai desa.
SUMBER :
https://aryanipuspitasaridevi.wordpress.com/2012/10/27/bab-v-masyarakat-pedesaan-dan-perkotaan/
http://a4creatio.blogspot.com/2015/11/masyarakat-pedesaan-dan-perkotaan.html
Komentar
Posting Komentar